Kamis, 20 September 2012

...................

saat aku berjalan di gelapnya malam yang semakin menusuk ragaku aku semakin menemukanmu yang selalu hadir disampingku sebagai lonceng pertanda kendaliku. dengan setia engkau selalu setia disampingku mengingatkanku akan semua hal dunia ini yang salah.
terimakasih dengan semua cinta yang telah engkau berikan untukku. selamanya aku membayar itu semua dengan nyawa dan cintaku yang ada dalam hati dan hidupku.
semangatmu yang harus selalu menyala, menempamu menjadi pribadi yang kuat dan tegar. walau kamu sering menangis padaku, entah menangisiku atau tekanan yang berat.
dunia ini memang tidak ramah kepada kita, jika kita lunak terhadap diri kita maka dunia akan keras kepada kita, namun sebaliknya jika kita keras terhadap diri kita maka dunia akan lunak kepada kita, cita-cita dan ambisi adalah dua hal yang susah untuk dibedakan. saat itu aku tidak tahu bahwa itu cita-cita atau ambisi, karena mataku gelap dan kepalaku penuh dengan hal itu, sehingga sisi hitamku keluar. aku yang egois dan hidup harus selalu menang menguasaiku. sangat lama aku terbius oleh angan-angan orang lain yang aku sendiri jauh didalamnya bertanya apakah aku mampu untuk menjalaninya.
seiring dengan itu aku lupa akan kehadiranmu yang jelas nyata ada setia untukku. semua yang kamu lakukan saat itu pun hampir terlambat aku sadari. banyak hal yang ada dalam hidupku yang aku pikirkan yang aku rasakan seiring namun tak sejalan. melihatmu aku sungguh merasa bagian hidupku yang tak terpisahkan. berulang kali aku terjebak dalam sebuah permainan judi dengan dadu bermuka dua.
namun
permainan sudah aku tentukan, dadu itu sudah berubah menjadi muka 1. dan semua itu aku yang tentukan. karena aku tidak mau kehilangan kamu. selamanya aku sangat mencintaimu.

ACIRA

0 komentar:

Posting Komentar