Minggu, 28 September 2014

Surat kepada kawan baru

0 komentar
Tulisan ini aku tulis atas permintaan temanku, yang sangat ingin aku menulisnya.
           Sampai pada akhirnya aku berjalan di sabtu senja yang indah, dimana engkau selalu memberi aku kejutan yang mampu selalu merubah mindsetku. Kawan, aku sungguh ingin ada didekatmu, ntah untuk sejenak atau selamanya. Hadirmu memberi sedikit memberi aku obat luka hati yang aku alami.
Banyak hal telah aku lewatkan dan sangat aku menyayangkan, namun untuk apa waktu terus mengejarku sehingga raut mukamu yang selalu dalam mimpiku memudar hilang. Indah kukatakan segala yang kukatakan kepadamu. Banyak hal yang aku sadari akan ciptaanMu.
            seandainya aku bisa memegang tanganmu itu dan menyanyikan sebuah lagu gereja, yang bisa kita nyanyikan bersama. Terkadang berangan itu indah, setiap kali aku memandangmu aku berharap hal indah itu datang padaku.
            kawan, aku berdoa untukmu segala hal yang tertulis darimu untukku, kuterima dengan hati lapang. Semua yang ada padamu adalah sempurna, aku menyukaimu dan aku mencintaimu. Cinta yang datang terlambat kusadari saat dirimu telah menghilang tanpa alasan. Aku ingin sedikit cerita kepadamu kawan, natal kali ini aku harapkan sebuah keajaiban, keajaiban yang kejam menurutku, saat senyummu mampu kubawa dalam tanganku di natal kali ini. Dimanapun aku nanti, percayalah bahwa senyummu akan selalu aku bawa kemanapun aku pergi, karena senyummu adalah alasanku.
-@-

Jumat, 26 September 2014

smoke is beautiful death

0 komentar
"merokok mati, gak merokok juga mati" sering kita dengar ungkapan seperti itu di sekitar kita. kadang saya sendiri heran, bagaimana mungkin ungkapan itu muncul di masyarakat kita. sejenak kita lihat tentang fenomena yang lazim di masyarakat, dimana seorang perokok adalah lelaki sejati (khusunya bagi lelaki). itu juga yang membuat saya heran, jika seorang perokoknya adalah seorang wanita, lantas disebut wanita sejati??, secara sederhana jika itu benar kita selidiki bersama dan analisa bersama. mari ke TKP (tempat kejadian perokok).

Pertama kita analisa tentang unkapan "merokok mati, gak merokok juga mati". pemerintah sekarang sedang menggalakan tentang larangan merokok sampai-sampai ada majelis yang hendak mengharamkan rokok. saya malah khawatir jika itu terjadi karena saya merasa kasihan dengan para Setan, pasti antrian ke neraka jadi penuh dikarenakan para perokok membaca di pintu surga ditulis "NO SMOKING ROOM". mungkin itu kembali ke dalam diri kita masing-masing, Tuhan menyediakan kita pilihan sebenarnya untuk cara kita mati.Contoh (sebelumnya kita samakan persepsi bahwa rejeki, maut dan jodoh di tangan Tuhan) jika kita tidak mau mati secara mengenaskan di jalanan kita bisa meminimalisir kecelakaan dengan peralatan safety kita, dan berlaku disiplin di jalanan. contoh lagi gak? gak usah aja kita dah dewasa jadi bisa menguraikan apasaja yang saya maksud. kembali lagi kepada batang kecil semrawut di dalamnya yaitu Bung Rokok. dengan sedikit gambaran diatas dan mengingat tentang ungkapan tadi sebenarnya kita diminta untuk memilih bagaimana cara mati kita. sudah jelas kan. mau secara terhormat dengan senyum tipis di jenasahmu nantinya atau dengan badan tidak utuh dikarenakan amputasi yang dilakukan karena penyakit yang ditimbulkan oleh rokok yang kalian nikmati.kalau saya lebih suka dengan slogan di sebuah alat transportasi di jakarta yang berbunyi"nikmatnya sendiri, penyakitnya bagi-bagi". tentukan pilihanmu sekarang!

Kopi Hitam

0 komentar
pagi buta berlari melawan gerak malas raga yang membelit, terbuka mata yang sesak dengan sedikit harap yang tak pasti. Tidur dengan berteman gadget sungguh melegakan saat kita tahu bahwa setidaknya ada yang peduli. Mencoba melangkah ke depan cermin untuk meyakinkan diri bahwa "aku hebat", yaah setidaknya cermin tidak pernah berbohong.
sungguh hebat jika aku mampu membuka tirai jendela itu dan berkata "hai yang disana.. sudah siapkah dirimu berangkat?".. berangan saja diriku tentang apa yang ada dalam benak. kusiapkan diriu menghadapi hari ini dengan tergesa seperti biasa, kumulai hari dengan mencium tangan Ibuku. "i love u mom" dalam hati ku berkata, malu rasanya jika kuungkapkan. banyak hal yang aku mengerti jika seorang anak laki-laki jadi tabu ungkapkan cinta ke Ibunya. tapi terkadang ungkapan seorang anak laki-laki jauh lebih tulus.
tersenyum melihat meja kantor yang siap menemani separuh waktuku hari ini. melihat desktop komputer sambil tersenyum dan berkata "Selamat pagi" disapa dengan rangkaian slide yang aku pasang. terkadang aku heran kenapa aku menjadi sedemikian gila sehingga banyak hal aku lewatkan hanya untuk memikirkan ini, sangat bijaksana mungkin jika aku berhenti dalam hidupku untuk mengagumi salah satu ciptaanya. andai itu semudah aku acungkan jariku untuk mendapatkan sesuatu. namun sayang itu gak semudah itu. kubiarkan deretan gambar itu terus terpasang di komputerku, aku mau tahu sampai kapan aku bisa melihatnya dan akhirnya aku berkata "maaf, aku sudah kacaukan harimu kemarin".
jam 10 pagi adalah saat tempatku coffe break, kupanggil petugas pantry untuk mengantarkan kopiku ke meja, sedikitpun tak bisa aku lepas dari bayangan itu, seakan kopi hitam ini berkata "mau sampai kapan kau akan begini?".
Aku "sampai habis waktuku.. apa pedulimu?", kopi "aku adalah dirimu, apa yang kau bicarakan itu?",
"kau tak tahu apa-apa soal diriku. bahkan aku cukup gila saat kau mencegahku" aku,
aku merasa cangkir yang kupegang hidup dan berbincang padaku.seakan dia hidup dan duduk didepanku.
"banyak hal yang kau lewatkan karenanya, kapan kau akan sadar dia bukan untukmu?".kopi.

"aku tahu itu, aku hanya sering mencegah apa yang terjadi dengan apapun yang aku bisa?.aku.

kopi itu berkata "kau hanya membuang waktumu dengan hal yang tak berguna, dia yang menunggumu tetap ada disana. mau kau apakan dia?".

"saat aku ragu melangkah apakah kau tahu? seandainya kau tahu apa yang kau bicarakan."aku.

dia menjawab "kau menyangkal dirimu, sebenarnya kau tahu apa yang kau rasakan, tapi kau terlalu takut melangkah ke depan. kau lupa aku adalah dirimu, jadi aku tahu apa yang aku bicarakan."

"cukup!!"

"kenapa?! kau takut? kau itu hanya pecundang yang hanya berani hidup dalam angan, kau tak mampu lepaskannya namun kau terlalu pengecut untuk melupakan yang satunya!!"

"cukup!!.. aku tahu aku hanya pecundang, namun setidaknya aku masih memegang janjiku"

"janji apa? semua janjimu telah kau langgatr!!... kau umbar semua kemalangan ke semua agar mereka tahu siapa kau sebenarnya?!haah?!!".

aku cukup gila untuk sadar jika aku hanya berhadapan dengan benda mati, aku selalu meghalau pikiran-pikiran itu agar aku masih mampu memberi sedikit hatiku untuknya. namun jika memang Tuhan yang mengatur ini aku hanya bisa berpasrahn apa yang akan terjadi. untuk apa aku melawan, aku hanya ingin mencari sedikit kebebasan dalam hidupku sebelum penjara datang menangkapku dengan segala hal yang membuat dunia ini menjadi indah.

_a_