Jumat, 26 September 2014

Kopi Hitam

pagi buta berlari melawan gerak malas raga yang membelit, terbuka mata yang sesak dengan sedikit harap yang tak pasti. Tidur dengan berteman gadget sungguh melegakan saat kita tahu bahwa setidaknya ada yang peduli. Mencoba melangkah ke depan cermin untuk meyakinkan diri bahwa "aku hebat", yaah setidaknya cermin tidak pernah berbohong.
sungguh hebat jika aku mampu membuka tirai jendela itu dan berkata "hai yang disana.. sudah siapkah dirimu berangkat?".. berangan saja diriku tentang apa yang ada dalam benak. kusiapkan diriu menghadapi hari ini dengan tergesa seperti biasa, kumulai hari dengan mencium tangan Ibuku. "i love u mom" dalam hati ku berkata, malu rasanya jika kuungkapkan. banyak hal yang aku mengerti jika seorang anak laki-laki jadi tabu ungkapkan cinta ke Ibunya. tapi terkadang ungkapan seorang anak laki-laki jauh lebih tulus.
tersenyum melihat meja kantor yang siap menemani separuh waktuku hari ini. melihat desktop komputer sambil tersenyum dan berkata "Selamat pagi" disapa dengan rangkaian slide yang aku pasang. terkadang aku heran kenapa aku menjadi sedemikian gila sehingga banyak hal aku lewatkan hanya untuk memikirkan ini, sangat bijaksana mungkin jika aku berhenti dalam hidupku untuk mengagumi salah satu ciptaanya. andai itu semudah aku acungkan jariku untuk mendapatkan sesuatu. namun sayang itu gak semudah itu. kubiarkan deretan gambar itu terus terpasang di komputerku, aku mau tahu sampai kapan aku bisa melihatnya dan akhirnya aku berkata "maaf, aku sudah kacaukan harimu kemarin".
jam 10 pagi adalah saat tempatku coffe break, kupanggil petugas pantry untuk mengantarkan kopiku ke meja, sedikitpun tak bisa aku lepas dari bayangan itu, seakan kopi hitam ini berkata "mau sampai kapan kau akan begini?".
Aku "sampai habis waktuku.. apa pedulimu?", kopi "aku adalah dirimu, apa yang kau bicarakan itu?",
"kau tak tahu apa-apa soal diriku. bahkan aku cukup gila saat kau mencegahku" aku,
aku merasa cangkir yang kupegang hidup dan berbincang padaku.seakan dia hidup dan duduk didepanku.
"banyak hal yang kau lewatkan karenanya, kapan kau akan sadar dia bukan untukmu?".kopi.

"aku tahu itu, aku hanya sering mencegah apa yang terjadi dengan apapun yang aku bisa?.aku.

kopi itu berkata "kau hanya membuang waktumu dengan hal yang tak berguna, dia yang menunggumu tetap ada disana. mau kau apakan dia?".

"saat aku ragu melangkah apakah kau tahu? seandainya kau tahu apa yang kau bicarakan."aku.

dia menjawab "kau menyangkal dirimu, sebenarnya kau tahu apa yang kau rasakan, tapi kau terlalu takut melangkah ke depan. kau lupa aku adalah dirimu, jadi aku tahu apa yang aku bicarakan."

"cukup!!"

"kenapa?! kau takut? kau itu hanya pecundang yang hanya berani hidup dalam angan, kau tak mampu lepaskannya namun kau terlalu pengecut untuk melupakan yang satunya!!"

"cukup!!.. aku tahu aku hanya pecundang, namun setidaknya aku masih memegang janjiku"

"janji apa? semua janjimu telah kau langgatr!!... kau umbar semua kemalangan ke semua agar mereka tahu siapa kau sebenarnya?!haah?!!".

aku cukup gila untuk sadar jika aku hanya berhadapan dengan benda mati, aku selalu meghalau pikiran-pikiran itu agar aku masih mampu memberi sedikit hatiku untuknya. namun jika memang Tuhan yang mengatur ini aku hanya bisa berpasrahn apa yang akan terjadi. untuk apa aku melawan, aku hanya ingin mencari sedikit kebebasan dalam hidupku sebelum penjara datang menangkapku dengan segala hal yang membuat dunia ini menjadi indah.

_a_

0 komentar:

Posting Komentar